Senin, 18 Maret 2019

BAGAIMANA TINGKAT KETERSERAPAN LULIUSAN SMK



TINGKAT KETERSERAPAN LULUSAN SMK di BIDANG INDUSTRI
I. Pengertian SMK
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah lembaga pendidikan formal setingkat SMA. SMK ini menyelengarakan pendidikan kejuruan pada jenjang menengah sebagai lanjutan dari sekolah menengah pertama atau sederajat. SMK merupakan jenis pendidikan menengah yang secara khusus mempersiapkan tamatannya untuk menjadi tenaga terampil dan siap terjun ke dalam masyarakat luas.
Ø  Pendidikan kejuruan adalah
pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat bekerja pada bidang pekerjaan tertentu, seperti bidang teknik,  Akuntansi Keuangan , Komputer, administrasi perkantoran, dan lain-lain.
Ø  pendidikan kejuruan bertujuan untuk:
a.       Memenuhi kebutuhan masyarakat akan tenaga kerja;
b.       Meningkatkan pilihan pendidikan bagi setiap individu;
c.       Mendorong motivasi untuk belajar terus.
Undang Undang No. 2 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas), Pendidikan Menengah Kejuruan merupakan pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu.
Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,
Pendidikan Menengah Kejuruan adalah pendidikan pada jenjang  pendidikan  menengah  yang  mengutamakan pengembangan kemampuan siswa untuk jenis pekerjaan tertentu.
Diharapkan dari lulusan SMK  dapat sesuai dengan sasaran pola penyelenggaran kecakapan hidup ditinjau dari keberhasilan lulusan yaitu:
1)      Lulusan bekerja sesuai dengan bidang keahlinya.
2)      Tenggang waktu lulusan mendapatkan kerja setelah lulus maksimal satu tahun.
3)      Keterserapan lulusan dalam periode dua tahun setelah lulus minimal 75%.
4)      Jumlah lulusan yang mampu menciptakan lapangan kerja 5%.
II. Jurusan-jurusan SMK Perintis
SMK atau Sekolah Menengah Kejuruan Perintis memiliki tiga (3) jurusan kompetensi, diantaranya
1)   Akuntansi
2)   Teknik Kendaraan Ringan
3)   Teknik Komputer dan Jaringan
Berbeda dengan sekolah lain yang biasanya membutuhkan waktu 3 tahun untuk lulus, pendidikan SMAK membutuhkan waktu 4 tahun.

III. Dampak Lulusan SMK di Masyarakat
Sinergi antara dunia pendidikan dengan dunia industri serta stakeholders di masyarakat sangat dibutuhkan. Pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan di sekolah perlu disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Dengan harapan pendidikan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat, baik dari sisi pengetahuan maupun penyelesaian masalah kontektual yang dihadapi sehari-hari.
Fenomena yang terjadi,Kebutuhan masyarakat belum bisa diwujudkan sepenuhnya oleh lembaga pendidikan. Di antara indikator masalah ini adalah, lulusan lembaga pendidikan belum siap pakai karena hanya menguasai teori, miskin keterampilan. Dunia industri pun akhirnya meninggalkan sekolah karena tidak ada linkage.
Selain itu juga disebabkan materi pembelajaran tidak sesuai potensi daerah dimana siswa bertempat tinggal. Materi pelajaran dan konteks kehidupan siswa tidak padu. Sehingga tidak terjadi transfer belajar dalam kehidupan siswa tidak terjadi. Mengacu pada indikasi tersebut, maka peluang kerja bagi lulusan SMK pada dasarnya belum begitu menggembirakan.
IV. Upaya peningkatan lulusan SMK di bidang industry
Pendidikan SMA yang selama ini mendapat prioritas perhatian, tidak menerapkan kurikulum yang mengarahkan lulusannya untuk bekerja, tetapi untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Padahal kenyataannya sebagian besar lulusan SMA tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, justru mencari pekerjaan. Akibatnya terjadi pertambahan angka pengangguran terdidik, karena lulusan SMA yang mencari pekerjaan tidak dibekali oleh keterampilan khusus yang diperlukan dunia kerja. Lulusan pendidikan yang seharusnya menjadi modal dan motor penggerak pembangunan, ternyata sebaliknya menjadi beban pembangunan.
Salah satu cara yang sering digunakan melihat potensi wilayah adalah melalui struktur PDRB dan lapangan kerja. Struktur PDRB menggambarkan kontribusi setiap sektor/lapangan usaha terhadap pembentukan PDRB keseluruhan. Perubahan struktur ekonomi mengakibatkan terjadinya perubahan struktur penyerapan tenaga kerja (elastisitas penyerapan tenaga kerja) Hal ini seharusnya menjadi dasar acuan pengembangan program keahlian di SMK. Sesuai dengan tujuan pendidikan SMK, yaitu membekali peserta didik dengan keterampilan tertentu untuk memasuki dunia kerja/dunia usaha, maka pengembangan SMK harus selalu mengacu pada kebutuhan pasar kerja. Namun pengembangan SMK bukan sekedar pada memperbesar jumlah unit SMK dan jumlah siswa, tetapi bagaimana keberadaan SMK jika dikaitkan dengan potensi wilayah daerah. Sudah menjadi masalah klasik bagi dunia pendidikan SMK di Indonesia pada umumnya, bahwa link and match antara output pendidikan SMK dengan dunia usaha/dunia industri (DU/DI) sebagai pengguna output pendidikan SMK belum tercapai. Diantara kebutuhan tersebut, kebutuhan atau tuntutan dunia kerja/usaha/industri, dirasakan amat mendesak, maka prioritas “link and match” diberikan pada pemenuhan kebutuhan dunia kerja
Penerapan PSG (Pendidikan Sistem Ganda) di SMK sejak tahun ajaran 1993/1994 merupakan bagian dan implementasi konsep link and match. Dengan PSG yang perancangan kurikulum, proses pembelajaran, dan penyelenggaraan evaluasinya didesain dan dilaksanakan bersama-sama antara pihak sekolah dan industry, diharapkan dapat dihasilkan lulusan SMK yang mumpuni. Siswa-siswa tidak hanya dibekali pengetahuan-pengetahuan dasar tentang dunia industry, tetapi langsung bersentuhan dengan pengalaman kemampuan praktik di dunia kerja nyata.
PSG ini diilhami model 2 sistem yang diberlakukan di Jerman, yang merupakan bench dan mark bagi Negara yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan. System ini merupakan bentuk penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan keahlian kejuruan yang menetukan secara sistematik dan sinkron antiprogram pendidikan di sekolah dan program penguasaan keahliaan yang diperoleh melalui praktek langsung dan dunia kerja.
Melalui PSG, siswa belajar di 2 tempat, sekolah dan industry. Jadi, pemberlakuan PSG menuntut tanggung jawab bersama antara pihak sekolah dan industrinya.
Empat tujuan PSG, ialah :
1)      Mampu menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian professional
2)      Meningkatkan dan memperkukuh keterkaitan dan kesepadanan lembaga pendidikan dan
         pelatihan kejuruan dengan dunia kerja
3)      Meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja berkualitas     
         professional
4)      Memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai bagian dari
         proses pendidikan
Beberapa butir pikiran Ketrampilan Menjelang 2020, antara lain:
1.)      Industry akan berperan aktif dalam pengembangan standar keahlian sebagai dasar bahan belajar mengajar, pengujian, dan sertifikasi ketrampilan
2.)      Pendekatan baru tersebut, selain dilaksanakan di SMK, dapat juga digunakan oleh pusat-pusat pelatihan industry atu lrmbaga pendidikan dan pelatihan kejuruan yang berada di bawah departemen lain
3.)      Industry akan selalu dilibatkan dalam semua tingkatan dalam pengelolaan system baru pengembangan pendidikan dan pelatihan kejuruan
4.)      Penyelenggaran pendidikan system ganda
5.)      Dikembangkannya pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi
Namun, ada masalah lain yang sangat menentukan keberhasilan pendidikan SMK agar lulusannya terserap lapangan usaha dan lapangan kerja, yaitu masalah kesesuaian jumlah (proporsi) lulusan setiap program keahlian dengan kebutuhan dunia kerja. Keberadaan SMK seharusnya didasarkan pada analisis kebutuhan tenaga kerja (demand and supply analisys). Fakta di lapangan, paling tidak pada masa sebelum tahun 2004 yang terjadi adalah supply driven. Hal paling nyata terlihat pada SMK Swasta, di mana proporsi peserta didik perprogram keahlian sangat timpang. Kalau di SMK Negeri keadaannya tidak demikian, karena ada ketentuan alokasi peserta didik setiap program keahlian.
Upaya peningkatan yang seharusnya dilakukan agar lulusan SMK terserap di bidang industry ialah :
1.)    Perluasan akses SMK
Pembangunan Sekolah baru dengan jurusan yang baru atau menyesuaikan dengan kondisi masyarakat. Pembangunan unit gedung yang baru pula. Sehingga SMK menjadi besar dan berkembang                                                                        
2.)    Pemerataan akses SMK
Pembangunan SMK di daerah tertinggal dan terpencil serta adanya asrama di SMK tersebut. Sehingga anak-anak di daerah terpencil bisa merasakan sekolah. Adanya asrama diperuntukkan bagi siswa yang rumahnya jauh.


3.)    Peningkatan mutu SMK
Pengadaan sarana dan prasana,serta buku pelajaran, rehabilitasi gedung SMK. Agar siswa bisa lebih nyaman dalam belajar. Adanya kompetisi-kompetisi yang bisa membuat siswa lebih menonjol dalam kemampuannya. Sertifikasi bahasa Inggris TOEFL dan TOEIC, agar siswa lebih bisa dalam menguasai bahasa Inggris. Pengembangan SMK bertaraf internasional sehingga mutu nya bisa lebih meningkat. Adanya besiswa prestasi bagi siswa siswa berprestasi yang kurang mampu.
4.)    Peningkatan Relevansi SMK
Pengembangan unit usaha yang ada di SMK tersebut, bakat dan minat siswa berkembang. Bantuan modal kerja terhadap SMK, serta perlunya kerjasama dengan industry agar lulusan SMK tersebut tidak kesulitan dalam mencari pekerjaan.
5.)    Pencitraan SMK
Pencitraan SMK bisa melalui media-media yang elektronik maupun cetak. SMK mempunyai website berisi informasi tentang SMK tersebut, dan iformasi yang bermanfaat bagi masyarakat. Adanya pencitraan di media masa, suatu SMK bisa dikenal di masyarakat.
      6.)   Pengembangan kualitas layanan SMK
      7.)   Inovasi pendidikan
      8.)   Pengembangan kurikulum
             Penyiapan bahan kurikulum program keahlian baru serta pemenuhan modul agar saat
             KBM materi yang disampaikan bisa dipahami oleh murid. Dan agar murid dituntut aktif
             dalam pembelajaran, dalam prakteknya bisa lebih baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

24 Mei 2025